Walaa tahsabannalladziina qutiluu fii sabilillahi amwaataaBal Ahyaa u ‘inda robbihim yurzaquun“Janganlah engkau mengira orang yang terbunuh dijalan Allah mereka itu mati.Tetapi mereka itu hidup disisi RobbNya dan diberi rezeki”
(Suara
hembusan angin...)
“Di
suatu hari, di negeri yang jauh, bernama SURIAH.
Dalam suasana malam yang dingin, mencekam, gelap gulita, penuh dengan ketakutan. Setelah siang tadi orang-orang lari berhamburan menyelamatkan diri, berlindung dari serangan bom yang membabi buta. Kiriman bom dari Syiah La’natullah ‘alaihi yang membuat hampir seluruh rumah dan bangunan tempat berlindung, musnah seketika, hancur porak-poranda.
Siang tadi, Ummi Ahmad menjemput syahidah, tertimpa reruntuhan bangunan. Ahmad dan ayahnya berhasil selamat dan kini tinggal sementara di tenda pengungsian.
Ahmad, seorang anak kecil yang baru berusia 8 tahun. Masih kebingungan dengan kenyataan bahwa sang Ummi tiada lagi ada disampingnya”
Anak : Abi.. ahmad mau sama ummi.. ahmad rindu
ummi…
Ayah : Maaf Ahmad, ummi sudah meninggal dan
insyaallah syahid
Anak : Jadi ahmad tidak bisa bertemu ummi
selamanya?
Ayah : Suatu hari nanti kita akan menyusulnya
Anak : Abi, ahmad ingin menyusul ummi…
Ayah : Baik, nak.. mari kita banyak-banyak
beramal sholih supaya bisa menyusul ummi
“Meski dalam pengungsian, dengan keadaaan yang
serba apa adanya, anak-anak tetap bersemangat belajar. Mereka berkumpul di
dalam sebuah masjid kecil, dipimpin oleh seorang Syaikh untuk kembali menghafal
Al Qur’an. Mereka harus tetap dekat dengan Al-Qur’an, dalam kondisi apapun.
Karena Al-Qur’an adalah segalanya bagi kaum muslimin.”
Ayah : Jazakumullah khoir ya syaikh, sudah
membantu anak-anak menghafalkan Al-Qur’an, barakallahu fiikum
Syaikh : Wafiik barakallah.. Kita harus
mendekatkan anak-anak dengan al-Qur’an, karena al-Quran lah yang akan menjadi
benteng pertahanan kita dan akan menjadi jalan kemenangan kita dunia dan
akherat
Ayah : Benar, syaikh.. kami pamit dulu..
Assalamu’alaikum
Syaikh : Wa’alaikumussalam warohmatullahi
wabarokatuh
(Anak2
bubar....)
Disebuah
tenda, ayah dan Ahmad duduk berhadapan, saling murajaah Al Qur’an, sebelum
mereka beranjak istirahat.
(Pemain naik panggung dulu ...)
“Ayah
Ahmad adalah seorang pejuang, juga kaum laki-laki yang lain. Apapun yang
terjadi, mereka harus terus mempertahankan negeri ini dari serangan musuh
dengan segala daya dan kekuatan. Sesungguhnya, tiada daya dan kekuatan
kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia.”
Mereka berencana berangkat ke garis
depan, membuat sebuah rencana, sambil membentangkan peta dan menunjuk-nunjuk
peta.
Ayah : Jadi, kapan rencana ini akan kita
laksanakan?
Teman : InsyaAllah lusa, besok masih ada satu
hari untuk bersiap-siap
Ayah : Baik.. aku juga akan berpamitan dengan
ahmad
Teman : Semoga Allah menguatkan hati anakmu dan
hati kaum muslimin seluruhnya
Ayah : Amin.. walau dia masih kecil, dan
rasa-rasanya terlalu berat baginya menanggung kesedihan ditinggal Umminya,
semoga Allah memberi kita kemenangan yang nyata
Teman : Amin…
“Perjuangan ini menyisakan perpisahan
sementara di dunia. Perpisahan yang terasa memilukan dirasakan oleh anak-anak
Suriah. Tak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi mereka harus siap
kehilangan apapun, termasuk kehilangan nyawa sekalipun”
Percakapan
ayah dan anak, yg kemudian sang ayah berpamitan utk berangkat
Ayah : Nak, izinkan ayah menyampaikan sesuatu
Anak : Apa itu, Abi?
Ayah : Besok Abi akan berangkat bersama
mujahidin untuk berperang di garis depan
Anak : (terdiam sebentar) Jadi, ayah mau
pergi?
Ayah : Iya, nak…
Anak : Lalu aku dengan siapa abi? (mulai
menangis)
Ayah
: (memeluk anak) Engkau sudah
kutitipkan pada Allah, Nak... Mulai besok, sepulang dari mengaji, pergilah
bersama Abu Aiman, teman ayah.. Kau tau kan?
Anak : (menangis sesenggukan dalam pelukan)
Ayah : Maafkan, Abi Nak.. semoga Allah
mengumpulkan kita kembali di JannahNya….
“Serangan terjadi kapan saja dan dimana saja,
tanpa bisa diketahui kapan diluncurkan. Sungguh anak-anak yang melafalkan ayat
suci itu hanya bisa memasrahkan semua kepada RobbNya.
Syaikh
sedang menyimak hafalan anak-anak, ketika akhirnya sebuah ledakan terjadi di
Masjid. Masjid pun runtuh!!”
Syaikh : Allaahu Akbar!!! Berlarilah anak-anak..
segera berlindung ke arah utara!!
(suara
anak-anak berteriak, bertakbir, Allahu Akbar!!!)
Syaikh : Mana Ahmad? Dimana Ahmad?
Murid : Ahmad sepertinya terkena reruntuhan
dinding, Syaikh
(Ahmad
tertindih bangunan)
Syaikh : Ya Robb… Ya Robb… bertahanlah, Nak..
Ahmad : Allah…. Allah...
Syaikh
: (membopong Ahmad yang terluka ke tempat
yang aman)
“Sang ayah di garis depan, mendapat kabar
tentang serangan yang terjadi di pengungsian. Masjid tempat dimana Ahmad dan
teman-temannya mengaji terkena ledakam, dan Ahmad pun terluka parah.”
Teman : Abu Ahmad! Abu Ahmad! Ada serangan dari
syiah la’natullah dan terkena Masjid Al Khoir
Ayah : Allahu Akbar! Itu tempat liqo syaikh
Umar, dan Ahmad belajar disana!
Teman : Mari kita kembali dan membantu mereka
Ayah : Ya Allah, selamatkanlah mereka!! Laa
haula wala quwwata illa billah…
“Kondisi pengungsian yg porak poranda, dan
sang ayah menemukan anaknya terluka tertimpa reruntuhan bangunan tergeletak di
tenda medis, dalam keadaan yang memilukan. Badannya penuh luka. Ahmad hanya
terdiam, entah apa yang dirasakan oleh bocah 8 tahun dengan luka sekujur
badannya”
Ayah : Ahmad.. Ahmad… ini Abi, nak…
bertahanlah….
Anak : Abi…
sakit Abi….(suara lemah)
Ayah : iya, nak.. ini Abi datang untukmu..
bertahanlah..
Anak : ahmad rindu ummi… ahmad ingin bertemu
ummi…(suara lemah dan perlahan)
Ayah : Ya Allah.. Ahmad.. tunggu Abi, nak..
Kau jangan pergi dulu…
Anak : Laa ilaaha illallaah….. (menutup
mata)
Ayah : Ahmaaad… ahmaaaaad…. (menangis)
Ayah : Innalillahi wa inna ilaihi rojiun….
Ahmad
menghembuskan nafas terakhirnya dalam dekapan ayah tercinta. Ahmad menemui
RobbNya dengan harapan mengobati kerinduan bertemu Ummi. Ahmad hanyalah satu
dari sekian anak-anak Suriah. Dan masih banyak Ahmad-Ahmad yang lain. Ahmad
adalah saudara kita. Masihkah kita tidak peduli?
Pemeran
Ayah
Ahmad : Ust Budi
Ahmad : Ananda Dafie
Syaikh : Ust Dzikri
Teman
Ayah : Ust Ridwan, Ust Abdur
Narasi : Wildan
Teman
Ahmad : Azzam, Habibi, Fahri, Ahmad
Ini merupakan naskah drama dari Rangkaian Acara Wisuda LQ Al Ikhlash 2017
According to Stanford Medical, It's really the ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh an average of 19 kilos less than us.
BalasHapus(And realistically, it has NOTHING to do with genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING related to "HOW" they are eating.)
BTW, I said "HOW", and not "WHAT"...
TAP this link to reveal if this brief test can help you release your true weight loss possibility