LINGKAR QUR'AN AL-IKHLASH
PROGRAM TAHFIDZUL QUR'AN UNTUK ANAK-ANAK
LQ AL-IKHLASH
Jumat, 07 Januari 2022
Dari Anak-anak Kita Banyak Belajar
Senin, 11 Desember 2017
Senyum Yang Terenggut Dari Bumi Syam
Walaa tahsabannalladziina qutiluu fii sabilillahi amwaataaBal Ahyaa u ‘inda robbihim yurzaquun“Janganlah engkau mengira orang yang terbunuh dijalan Allah mereka itu mati.Tetapi mereka itu hidup disisi RobbNya dan diberi rezeki”
Dalam suasana malam yang dingin, mencekam, gelap gulita, penuh dengan ketakutan. Setelah siang tadi orang-orang lari berhamburan menyelamatkan diri, berlindung dari serangan bom yang membabi buta. Kiriman bom dari Syiah La’natullah ‘alaihi yang membuat hampir seluruh rumah dan bangunan tempat berlindung, musnah seketika, hancur porak-poranda.
Siang tadi, Ummi Ahmad menjemput syahidah, tertimpa reruntuhan bangunan. Ahmad dan ayahnya berhasil selamat dan kini tinggal sementara di tenda pengungsian.
Ahmad, seorang anak kecil yang baru berusia 8 tahun. Masih kebingungan dengan kenyataan bahwa sang Ummi tiada lagi ada disampingnya”
Sabtu, 09 Desember 2017
Wisuda Angkatan ke 3
2. Rachel
3. Hanin Abdat
4. Filza
5. Kamila
6. Sarah
7. Fatimah adzkia
8. Nardeen
9. Raisa
10. Haniah
11. Silmi
- Aisyah nur aini binti sularto
- Aulia Rakhmah binti fuad al-katiri
- Mazaya tsuroyya misbach binti misbahul munir
- Haura binti afif abdat
- Syaira ghifari abdillah binti abdurrahman
- Azimah bafadhal binti arfan bafadhal
- Zulaikha rumaisha ais binti tri joko widodo
- Saniyya binti faisal ahmad ba’asyir
- Fathimah bafadhal binti arfan bafadhal
- Rasya helmi sungkar binti helmi usman sungkar
- Yara binti syarif bajamal
- Nazla alya mumtaz binti subroto suryo indratmo
- Areefa sungkar binti rizal sungkar
- Nisrina sungkar binti helmi yusuf
- Rifka rochima binti ahmad hamdan
- Ananda mutia suryani binti fendirizal
- Sitaresmi fauziyah umar binti krismantoko
- Nawal amelia binti rico sumiadi
- Jihan kurniawan binti kurniawan setiyoko
- Salsabila fuad al-katiri binti fuad ghalib al-katiri
- Kuni salma Haniyya binti hatta syamsuddin, LC, MHI
- Khalifa nazlina ar-rasyidah binti anggoro tri wibowo
- Sumayyah binti rizky sungkar
- Maulana abdullah tufail saputro bin lukman hakim
- Muhammad ghony abinaya rubyakto bin angger falah rubyakto
- Farwah awwab hafidz bin hatta syamsuddin, LC, MHI
- Daniel eden muhammad bafadhal bin muhammad ali
- Zulfikar ahmad sabri bin daffi rahmad sabri
- Rofi al-farisy armi bin muhammad arifin
- Muhammad rifat altway bin hudzaifa altway
- Fadya Babher binti salim babher
- Rumaisha binti Farhad Baraja
- Rumaisha binti Farhad baraja
- Zulaikha rumaisha ais binti tri joko widodo
- Azka aqila najwa binti sularto
- Rifka rochima binti ahmad hamdan
- Ananda mutia suryani binti fendirizal
- Sitaresmi fauziyah umar binti krismantoko
- Aulia Rakhmah binti fuad al-katiri
- Aghniya
- Ammar Dafi bin Umar Said Sungkar
- Muhammad Rayhan bin Fahmi Sungkar
2. Karena bersaing dengan teman-temannya, agar mendapat kedudukan tertinggi di surga
3. Karena ingin membebaskan Al Aqsha seperti Shalahuddin Al Ayyubi
4. Karena ingin menjadikan Al Qur'an sebagai obat ketika merasa sakit
Nasyid ini dibawakan oleh
Najwa
Najwa aziza
Naylufar
Nehaya
Gendis
Salma aulia
Salma hanaya
Naufa
Farisya
Samara
Rabu, 04 Januari 2017
Kugunakan Harta Itu untuk llmu Anakku
"Saya penduduk sini," jawab Farrukh r.a.
"Maaf, saya benar-benar tidak tahu karena sejak puluhan tahun yang lalu saya meninggalkan kota ini. Baru tadi saya kembali," jelas Farrukh r.a.
"Oo, wajar kalau begitu. Syekh itu adalah seorang tokoh tabiin dan ulama terpandang. Dialah ahli hadisnya kota Medinah. Dia juga seorang ahli fiqih dan imam panutan kami," ujar orang tersebut.
"Masya Allah, la quwwata illa billah," kata Farrukh kagum.
"Dia adalah Rabi'ah bin Abi Abdirrahman (Abi Abdirrahman adalah nama lain Farrukh-pen) yang berangkat jihad fl sabilillah puluhan tahun yang lalu. Kemudian ibunyalah yang memelihara dan mendidiknya. Tapi, sebelum shalat tadi, saya mendengar dari orang-orang bahwa ayahnya telah kembali."
Kamis, 22 Desember 2016
Rihlah Dan Study Banding ke Karanganyar
Pada tanggal 21 Desember 2016 kemarin, kami para asatidzat LQ AL IKHLASH Masjid Marwah mengadakan rihlah sekaligus study banding ke rumah Tahfidz Al Hikmah di Karanganyar. Berikut laporannya.
Segenap asatidzat LQ Al Ikhlash yang mengikuti acara rihlah sekaligus study banding ke rumah Tahfidz Al Hikmah adalah sebagai berikut.
1. Ustadzah Sholihah
2. Ustadzah Yasmin
3. Ustadzah Saudah
4. Ustadzah Istiqomah
5. Ustadzah Fitria
6. Ustadzah Haninah
7. Ustadzah Fatimah
8. Ustadzah Hafshoh
9. Ustadz Akhmad
10. Ustadz Dzikri
11. Ustadz Udin
12. Ustadz Budi
13. Ustadz Ridwan
Tujuan awal adalah menuju Danau Sarangan. Datang awal, langsung mempersiapkan sarapan pagi dengan menu nasi pecel. Selesai sarapan, semua naik kapal boat dan berkeliling gembira.
Setelah itu, menuju sebuah vila di Tawangmangu. Disana, para ustadzah memasak hidangan makan siang yaitu Soto daging sapi. Ketika matang, dengan tak sabar semua menyantapnya dengan lahap.
Rasanya hampir semua sudut sudah digunakan untuk tempat berpose, baik selfie maupun foto bersama-sama dengan keseruan yang luar biasa. Tentunya ustadz dan ustadzah berpisah. Para ustadz memilih untuk berpose di luar ruangan dengan view pemandangan.
Menjelang Ashar, acara rihlah selesai. Saatnya studi banding ke Karanganyar.
Kami disambut oleh Ustadz Gunadi, selaku mudir rumah tahfidz Al Hikmah. Ternyata, kegiatan belajar dilakukan di rumah-rumah masyarakat. Setiap rumah ada 1, 2, atau 3 halaqoh. Masing-masing dibimbing oleh ustadzah yang dengan sabar mengajari anak-anak.
Semua asatidz diajak berkeliling ke semua rumah yang digunakan. Masing-masing dari asatidz menyimpan sebuah pertanyaan yang hampir sama setelah melihat keadaan. Bagaimana mengelola anak sebanyak itu yaitu hampir 200 anak dan bagaimana membuat mereka duduk selama proses belajar? Sungguh membuay asatidz heran karena tidak ada anak yang berlarian selama proses belajar mengajar dan bahkan anak bisa murojaah sendiri saling menyimak dengan teman-temannya.
Setelah berkeliling, asatidz dikumpulkan untuk diberi tahu bagaimana kegiatan mereka.
Inti dari apa yang disampaikan oleh Ustadz Gunadi dirangkum secara cermat oleh Ustadz Dzikri. Berikut rangkumannya.
1. Pentingnya menanamkan ghirah belajar al quran pada anak .
2. Terus memotivasi anak agar tahfidz/belajar menjadi kebutuhannya bukan beban.
3. Terbatasnya sarana prasarana bukan masalah jika sudah diniatkan berjuang.
4. Kedisiplinan kunci penting berhasilnya pendidikan yang bermutu dan berwibawa
5. Komunikasi dengan wali santri adalah hal yg mutlak untuk keberlangsungan pendidikan
6. Up grade potensi pengajar
7. Jangan sampai wali santri hanya menitipkan anak nya dan tidak mau bersinergi dg pihak sekolah
8. Penting nya kerjasama asatidzah untuk menciptakan suasana yg tenang dan kondusif
Adzan maghrib membuat acara ini selesai tanpa terasa. Asatidz semua sholat di Masjid Al Hikmah, depan kampung rumah tahfidz. Dan semua pulang dengan membawa ghiroh yang lebih menyala dan semangat perubahan yang lebih baik lagi untuk LQ AL IKHLASH kedepannya.
Rabu, 10 Februari 2016
Budaya Membaca Yang Hilang
Beberapa waktu lalu Pak Anies Baswedan, shok berat melihat data bahwa Indonesia berada di urutan 63 dari 65 negara dalam hal literasi.
Angka ini menunjukkan wajah bangsa kita yang memang nggak suka baca, apalagi menulis.
Dalam hal membaca buku sastra, negara seperti Singapura, malaysia setiap siswa minimal membaca 5 buku per tahun. Negara Eropa bisa puluhan buku per siswa per tahun. Indonesia? NOL buku per siswa per tahun! Dengan geram penyair Taufiq Ismail bilang orang Indonesia itu tuna baca, pincang nulis. Disuruh baca nggak suka, diminta nulis nggak terampil. Siapa yang salah?
Coba tanya apa yang sudah sekolah lakukan untuk "memaksa siswa suka baca?" Setiap ngisi acara di hadapan guru, saya selalu bertanya, siapa yang sebulan terakhir ini menamatkan satu buku? Biasanya tidak ada yang angkat tangan.
Di luar sana, sejak TK, anak akan sellau dibekali buku untuk dibawa ke rumah, dan mereka "dipaksa" untuk membaca dan menceritakannya.
Rendahnya budaya literasi kita juga andil dari kita para orangtua yang tidak serius menanamkan budaya literasi pada anak-anak kita. Coba lihat anggaran belanja bulanan kita. Berapa persen yang lari ke toko buku? Keberatan paling umum yang dihadapi para Book Advisor ketika menawarkan buku pada konsumen adalah "kok bukunya mahal sekali, sih?" Tetapi nilai uang yang sama dengan ringan digelontorkan di butik, FO dan pusat kuliner, atau untuk membeli pulsa dan paket internet.
Makanya Kementrian pedidikan sekarang mencanangkan gerakan literasi besar-besaran. Semua sekolah wajib baca buku (di luar buku pelajaran) minimal 15 menit sebelum memulai jam pelajaran. Anggaran sekolah didorong untuk dibelanjakan buku.
Beberapa minggu lalu saya menghadiri peluncuran gerakan literasi untuk provinsi DKI. Apk Satia Darma ketua Ikatan Guru Indonesia menyampaikan ceramah yang bagus. kepada forum dia bertanya ...
"Ibu-ibu kenapa pakai kerudung?"
"Karena perintah Allah" jawab ibu-ibu
"Berapa kali Allah dalam Al-Quran menyuruh ibu-ibu pakai kerudung?"
ibu-ibu diam karena tidak ada yang tahu
"Hanya satu kali" kata pak satia, "tahukan ibu-ibu berapa banyak ayat yang memerintahkan membaca dan menulis?"
ibu-ibu diam karena tidak ada yang tahu
"33 kali!"
"Kira-kira mana yang lebih penting mana perintah yang diulang sampai 33 kali dengan perintah yang hanya satu kali?"
Menurut saya pertanyaan ini sangat mengagetkan meski bisa juga disalahtafsirkan, misalnya ... "Oh jadi membaca lebih penting dari pakai jilbab". Bukan itu pointnya.
Tapi, memakai jilbab adalah penting karena kewajiban, tapi membaca buku sangat-sangat penting wajibnya dikali 33! Jadi kalau pakai jilbab nggak suka baca buku, berarti menjalankan 1 kewajiban tetapi meninggalkan 33 kewajiban. Kira-kira begitu pesan pak Satia saat itu.
Orang Islam kini ribut dengan ini syar'i atau tidak, padahal syari'at baru berlaku efektif 13 tahun setelah dakwah Islam, hal pertama (dan utama) yang Allah pesankan adalah IQRA. Kewajiban menutup aurat bisa kita temukan juga di kitab injil dan taurat. Tapi hanya di Al-Quran yang memuat perintah membaca, bahkan ayat yang pertama turun. Syari'at tak akan tegak tanpa ilmu.
Pasca perang badar, pasukan muslim menawan bbrp tentara Quraiys. Kalau ditebus, nilainya bisa 800 dinar per orang (kalau 1 dina 1,5juta, nilainya udah lebih dari 1M). Tapi nabi memberi pilihan pada mereka, kalau si tawanan itu bisa mengajarkan baca tulis, maka dia bisa bebas! Bisa saja nabi meminta tawanan itu untuk mengajarkan dagang, atau latihan berperang. Tapi nabi meminta mereka mengajarkan baca tulis. Apa manfaaatnya baca tulis untuk masyarakat gurun 14 abad lalu? Perlu kita tahu, saat itu tak ada buku yang bisa di baca!
Tapi nabi itu visioner, beberapa ratus tahun berikutnya Islam jaya karena suburnya tradisi literasi. Sejarah Islam dipenuhi tokoh-tokoh tukang baca dan tukang nulis....
Al-Thabari, seorang mufassir dan sejarawan Islam menulis 40 halaman setiap hari! Selama 40 tahun dalam masa-masa hidupnya, yang bila dijumlahkan seluruhnya menjadi 584.000 halaman.
Ibn Sina kitab al-Inshaf selama 6 bulan, 28.000 halaman. Setiap jilid berisi 1000 halaman tebalnya. Itu hanya 1 dari kurang lebih 196 karya/kitab yang pernah ia tulis. Semua karya ini ia tulis dalam masa hidupnya yang 57 tahun. Jika dirata-ratakan maka ia bisa menulis 3-4 judul buku pertahun.
Al-Kindi, filosof muslim periode awal telah menulis sebanyak 270 judul kitab.
Bangsa kita juga didirikan oleh bapak-bapak bangsa yang gila baca jago nulis...
Buya Hamka juga penggila buku. Jika ke toko buku/kitab, dia sering kehabisan uang karena semua dibelikan buku. Dia menulis sekitar 80 buku.
Bung Hatta, pulang dari belanda, dibuang ke digul, selalu membawa koleksi bukunya yang berkotak-kotak besar. Ketiak menikah, mas kawinnya buku.
Sukarno, saat dipenjara juga kerajaannya baca dan menulis.
Ahmad Dahlan, saat pulang ke Indonesia dari Makkah, konon bukunya hampir memenuhi gerbong.
Ada pertanyaan besar: agama kita ajaran pertamanaya adalah Iqro.
Sejarah Islam adalah sejarah literasi. Bangsa ini dibangun oleh founding fathers yang cinta buku. Lalu kenapa indonesia no 63 dari 65 negara dalam hal literasi?
Mangga dijawab masing-masing!
NB: Oh ya, khusus untuk pengguna facebook salam dari Mark Zuckerberg. Sementara kita menghabiskan waktu baca status di FB, pembuat FB ini malah sibuk menikmati membaca Muqaddimah Ibn Khaldun yang konon versi asilnya 4 jilid setebal gambreng. Ada yang udah tamat baca karya Ibn Khaldun?
By kang irfan
- copas -
Selasa, 05 Januari 2016
Aneka artikel parenting
💕IKLAN:
Assalamualaikum,
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Robbal Alamin, dengan izinNya kami bisa mengumpulkan materi-materi parenting dari beberapa Ustad seperti ustad Fauzil adhim, Ustad Budi Ashari, ustad Iwan Januar dll. Jika Sahabat berkenan, silakan sebarkan ke handai taulan agar bisa dimanfaatkan sebanyak mungkin. Semoga menjadi amal jariyah di sisi Nya. Aamiin.
Membentuk Idealisme Pada Anak -> http://bit.ly/1LOexUO
Mendidik Anak Tanpa Emosi -> http://bit.ly/1LOeEzJ
Hukum Aqiqah Anak Sudah Meninggal -> http://bit.ly/1LUU6ZZ
Durhaka pada Orang Tua , Menuai Petaka -> http://bit.ly/1LuhZG9
Belajar dari masa Kecil -> http://bit.ly/1OOAQQd
8 Panglima Hebat Islam -> http://bit.ly/1S3xWpi
Mencegah Sebelum Parrahhh -> http://bit.ly/1OZ7NYP
Siapa Yang Lebih didengar Anak Kita? -> http://bit.ly/1PKpInz
Remaja Tanpa Krisis Identitas -> http://bit.ly/1Lui4d3
Jika Ingin Melepas Anak Anda Pacaran -> http://bit.ly/1Lui7Wc
Anak Nakal itu Ada -> http://bit.ly/1k1Obaz
Jadilah Ayah Menyenangkan -> http://bit.ly/1OOB21U
Anak Perlu Belajar Mandiri -> http://bit.ly/1GzjiEF
Membiasakan Anak Bersilaturahmi -> http://bit.ly/205mChE
Ayah... Ternyata anda Penyebab Utamanya -> http://bit.ly/1OZ8iSH
Ajarkan Anak Bertahan, Bukan Menyerang -> http://bit.ly/1R5cn6O
Ayah Hebat Peduli Anak -> http://bit.ly/1POaMnA
Mengendong Dalam Penat -> http://bit.ly/1LUU7wR
Bersyukur Sebelum Tidur -> http://bit.ly/1KxNFqg
Peran Ideal Ayah -> http://bit.ly/1KxNFXr
Bersahabat Dengan Anak -> http://bit.ly/1k1OBxM
Menggendong Dalam Penat -> http://bit.ly/1LOff4l
Ayah, Ajaklah Anakmu Bermain -> http://bit.ly/1k1OJgF
Silahkan jka mau di share dgn yang lain..👍