LQ AL-IKHLASH

LQ AL-IKHLASH

Jumat, 07 Januari 2022

Dari Anak-anak Kita Banyak Belajar

Dari Anak-Anak Kita Banyak Belajar

Anak-anak sudah mulai tumbuh. Badan mereka meninggi melampaui ayah dan ibunya. Dunia mereka bukan lagi dunia anak-anak. Kadang dunia mereka tak lagi bisa dijangkau orang tua. 

Anak pertama, adalah anak 'uji coba'. Teorinya sudah saya baca di buku-buku. Benar-benar buku ya, bukan googling. saat itu belum musim dan saya belum punya perangkatnya. Setelah baca sana sini, dipraktekkan dengan anak pertama. 

Dan anak terakhir, sudah mendapatkan pendidikan dan pelayanan berdasarkan pengalaman dari kakak-kakaknya. Walaupun setiap anak tetap akan memiliki warna cerita dan karakternya masing-masing.

Setiap anak itu unik. Semua sifat fisik maupun psikis orang tua tidak akan menurun 100% pada salah satu anak. Sebagian menurun pada anak satu, sebagian akan menurun pada anak yang lain. Campuran kromosom ayah ibu.

Dan saya mencoba mencari, anak mana yang mungkin akan menuruni beberapa sifat saya. Ketika saya menemukan ada sifat atau kebiasaan saya yang menurun pada salah satu anak, saya akan memuji nama Allah dalam hati. Ini benar-benar ayat Allah yang patut kita syukuri.

Beberapa waktu lalu, saya mencoba mencari, anak mana sih yang bakal punya kesukaan yang sama dengan saya, suka mengumpulkan quotes dan puitis. Iseng saya coba pada satu anak, ternyata dia saklek hehehe... Dan saya pesimis pada satu anak yang lain karena berdasarkan pengamatan saya.

Ternyata saya salah. Dibalik sifat yang ditunjukkan diluar sebagai casingnya, anak yang ini diam-diam dia mengumpulkan banyak quotes di bukunya. Di buku pelajarannya banyak sekali dicoret-coret aneka quotes yang menarik. 

Ya Allah, ternyata dia puitis banget.. saya tidak menyangka. Saya ingat-ingat lagi beberapa percakapan dia dengan saya, ternyata dia pernah bilang kalo dia suka dengan buku yang judulnya NKCTHI, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Waktu itu baca di perpus sekolahnya. Buku itu berisi banyak sekali quotes yang bagus-bagus katanya. Saya sendiri belum tahu. Tapi di instagramnya sih isinya begitu.

Maka sebagai ibunya yang sama-sama penyuka quotes dan bersifat puitis, saya akan 'menggombali' dia dengan jurus puitis ini. Biarlah saya tetap jadi cinta pertamanya, sebelum kelak dia menemukan jodohnya. Nanti dia balas atau tidak, tidak masalah. Yang penting, saya yakin dia akan senang membaca apa yang saya tulis. Menyenangkan orang lain saja berpahala, apalagi menyenangkan anak sendiri. Dan untuk membuat senang itu tidak melulu soal materi.

Alhasil, saya masih kudu banyak-banyak belajar lagi menyelami dunia remaja anak-anak saya. Dan benar, kuncinya ada di komunikasi yang dibangun sejak dini. Jangan membangun tembok pemisah diantara orang tua dan anak. Bila mereka percaya, maka mudah membina dan meluruskan. 



Senin, 11 Desember 2017

Senyum Yang Terenggut Dari Bumi Syam




Walaa tahsabannalladziina qutiluu fii sabilillahi amwaataaBal Ahyaa u ‘inda robbihim yurzaquun“Janganlah engkau mengira orang yang terbunuh dijalan Allah mereka itu mati.Tetapi mereka itu hidup disisi RobbNya dan diberi rezeki” 

(Suara hembusan angin...)



“Di suatu hari, di negeri yang jauh, bernama SURIAH.

Dalam suasana malam yang dingin, mencekam, gelap gulita, penuh dengan ketakutan. Setelah siang tadi orang-orang lari berhamburan menyelamatkan diri, berlindung dari serangan bom yang membabi buta. Kiriman bom dari Syiah La’natullah ‘alaihi yang membuat hampir seluruh rumah dan bangunan tempat berlindung, musnah seketika, hancur porak-poranda.

Siang tadi, Ummi Ahmad menjemput syahidah, tertimpa reruntuhan bangunan. Ahmad dan ayahnya berhasil selamat dan kini tinggal sementara di tenda pengungsian.

Ahmad, seorang anak kecil yang baru berusia 8 tahun. Masih kebingungan dengan kenyataan bahwa sang Ummi tiada lagi ada disampingnya”

Sabtu, 09 Desember 2017

Wisuda Angkatan ke 3

Alhamdulillah atas izin Allah Ta'ala, berlangsunglah acara wisuda tahun 2017 ini dengan lancar.
Tahun ini ada 4 anak yang wisuda tahfidz juz 29, 29 anak wisuda tahfidz juz 30, dan 10 anak wisuda diniyyah membaca Al Qur'an.

Perdana tahun ini, acara wisuda kami lakukan dengan mengundang pihak luar dengan cara menjual tiket. Dan memanggil seorang tamu yaitu Kak Bimo untuk berkisah bersama anak-anak.

Tamu yang membeli tiket terus mengalir hingga kehabisan. Bahkan ada donatur yang memborong sisa tiket untuk dibagi-bagikan. Yang datang banyak dan ruangan penuh. Alhamdulillah.

Acara berlangsung mulai pukul 07.30 s.d 11.30. Acara pertama pembacaan ayat suci Al Qur'an dan ikrar santri. Lalu sambutan dari Mudiroh LQ AL IKHLASH Ustadzah Sholihah Baraja. 

Tampilan anak pertama adalah pembacaan ayat suci Al-Qur'an surat Al Kafirun dengan metode gerakan tangan dan badan, dilanjutkan ikrar santri LQ Al Ikhlash. 

Tampilan ini dibawakan oleh :
1. Najwa
2. Rachel
3. Hanin Abdat
4. Filza
5. Kamila
6. Sarah
7. Fatimah adzkia
8. Nardeen
9. Raisa
10. Haniah
11. Silmi

Kami santri LQ Al Ikhlash berikrar
Allah tujuan kami
Nabi Muhammad tauladan kami
Al Qur'an petunjuk kami
Jihad jalan kami
Syahid di jalan Allah cita-cita kami tertinggi

Setelah itu acara wisuda tahfidz dan diniyyah.


Daftar peserta Wisudawan Wisudawati Tahun ini adalah sebagai berikut
  1. Aisyah nur aini binti sularto
  2. Aulia Rakhmah binti fuad al-katiri
  3. Mazaya tsuroyya misbach binti misbahul munir
  4. Haura binti afif abdat
  5. Syaira ghifari abdillah binti abdurrahman
  6. Azimah bafadhal binti arfan bafadhal
  7. Zulaikha rumaisha ais binti tri joko widodo
  8. Saniyya binti faisal ahmad ba’asyir
  9. Fathimah bafadhal binti arfan bafadhal
  10. Rasya helmi sungkar binti helmi usman sungkar
  11. Yara binti syarif bajamal
  12. Nazla alya mumtaz binti subroto suryo indratmo
  13. Areefa sungkar binti rizal sungkar
  14. Nisrina sungkar binti helmi yusuf
  15. Rifka rochima binti ahmad hamdan
  16. Ananda mutia suryani binti fendirizal
  17. Sitaresmi fauziyah umar binti krismantoko
  18. Nawal amelia binti rico sumiadi
  19. Jihan kurniawan binti kurniawan setiyoko
  20. Salsabila fuad al-katiri binti fuad ghalib al-katiri
  21.  Kuni salma Haniyya binti hatta syamsuddin, LC, MHI
  22. Khalifa nazlina ar-rasyidah binti anggoro tri wibowo
  23. Sumayyah binti rizky sungkar
  24. Maulana abdullah tufail saputro bin lukman hakim
  25. Muhammad ghony abinaya rubyakto bin angger falah rubyakto
  26. Farwah awwab hafidz bin hatta syamsuddin, LC, MHI
  27. Daniel eden muhammad bafadhal bin muhammad ali
  28. Zulfikar ahmad sabri bin daffi rahmad sabri
  29. Rofi al-farisy armi bin muhammad arifin
  30. Muhammad rifat altway bin hudzaifa altway
  31.  Fadya Babher binti salim babher
  32. Rumaisha binti Farhad Baraja


Dan Daftar peserta wisudawan wisudawati Diniyyah tahun ini adalah



  1. Rumaisha binti Farhad baraja
  2. Zulaikha rumaisha ais binti tri joko widodo
  3. Azka aqila najwa binti sularto
  4. Rifka rochima binti ahmad hamdan
  5. Ananda mutia suryani binti fendirizal
  6. Sitaresmi fauziyah umar binti krismantoko
  7. Aulia Rakhmah binti fuad al-katiri
  8. Aghniya
  9. Ammar Dafi bin Umar Said Sungkar
  10. Muhammad Rayhan bin Fahmi Sungkar

Daan masuklah acara yang dinanti-nanti, yaitu acara inti Berkisah Bersama Kak Bimo. Anak-anak dan orang tua semua tertawa terbahak-bahak. Lucu sekali pembawaan Kak Bimo menyampaikan pesan-pesan agama hingga anak dalam kondisi antusias maksimal.

Akan saya coba sampaikan sedikit apa yang saya tangkap dari kisah Kak Bimo.

Anak-anak Gaza sangat antusias dengan Al Qur'annya. Mereka semua hafal Al Qur'an sejak dini. Ada 4 alasan kenapa anak-anak Gaza ingin segera menghafal Al Qur'an

1. Karena ingin berbakti kepada orang tua, dengan memberikan mahkota dan jubah kemuliaan yang indah sebagai hadiah karena menghafal Al Qur'an.
2. Karena bersaing dengan teman-temannya, agar mendapat kedudukan tertinggi di surga
3. Karena ingin membebaskan Al Aqsha seperti Shalahuddin Al Ayyubi
4. Karena ingin menjadikan Al Qur'an sebagai obat ketika merasa sakit

Anak-anak juga diberikan kisah kebangkitan di hari Kiamat dengan bahasa yang luar biasa mengena. Bahwa anak-anak yang beramal sholeh akan dibangkitkan, diberi kitab dengan tangan kanannya, dan dimasukkan ke surga.

Anak-anak mendengarkan dengan sangat antusias. Bahkan orang tua pun terhibur terdengar dari suara gelak tawa yang tak henti-hentinya.

Setelah Kak Bimo selesai, penampilan drama dan nasyid anak-anak menutup acara wisuda kali ini.
Acara drama ini mengisahkan seorang anak Suriah bernama Ahmad yang kehilangan ibunya, diakhiri oleh Ahmad yang kehilangan nyawanya. Kolaborasi antara asatidz dan santri putra, dimainkan dengan penuh penghayatan.

Ayah Ahmad     : Ust Budi
Ahmad              : Dafie
Syaikh              : Ust Dzikri
Teman Ayah      : Ust Ridwan, Ust Abdur
Narasi               : Wildan
Teman Ahmad   : Azzam, Habibi, Fahri, Ahmad

Cerita akan kami posting sendiri dalam postingan berikutnya.

Dilanjutkan dengan nasyid, masih dengan tema Perang, yaitu Nasyid Atouna Tufuly. Mengisahkan anak-anak yang kehilangan kebahagiaan karena perang, dan menginginkan masa kecilnya bahagia. 
Ditengah-tengah nasyid berbahasa arab itu, ananda Nauva membacakan puisi harapan mereka terhadap masa depan, lalu dilanjutkan lagi dengan nasyid berbahasa Inggris.

Nasyid ini dibawakan oleh

Najwa
Najwa aziza
Naylufar
Nehaya
Gendis
Salma aulia
Salma hanaya
Naufa
Farisya

Samara

Semoga apa yang kurang dari acara ini dapat dijadikan pelajaran dan kedepannya bisa mengadakan acara dengan lebih baik lagi.

Semoga juga, anak-anak dan semua yang hadir bisa mendapatkan manfaat yang baik dari terselenggaranya acara ini.

Dan pada kesempatan wisuda kali ini tentunya memberikan apresiasi kepada anak-anak yang mendapatkan nilai terbaik ketika mereka belajar di LQ. 

Juara tahfidz kategori 2 juz 29 dan 30
Rofi al farisi : 98
Sitaresmi fauziyah umar : 97,5
Rumaisha farhad baraja : 92
Kuni salma haniya : 84

Juara tahfidz kategori 1 juz 30

Mazaya tsurayya misbach : 99,7
Zulaikha rumaisha ais : 99,5
Areefa sungkar : 99
Rifka rochima : 95
Daniel ade’n muhammad bafadhal : 95

Juara diniyyah (Membaca Al-Qur'an)
Rumaisha farhad baraja : 96
Rifka rochima : 95
Sitaresmi fauziyah umar : 92

Terima kasih sebesar-besarnya kepada
1. Kak Bimo atas kehadirannya dan apa yang disampaikan.
2. Asatidz asatidzat atas kerja kerasnya terselenggaranya acara ini
3. Para sponsor yang mensupport kami
4. Dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Rabu, 04 Januari 2017

Kugunakan Harta Itu untuk llmu Anakku

Tersebutlah seorang mujahid bernama Farrukh r.a. membawa harta rampasan hasil kemenangannya bersama kaum muslimin dari suatu peperangan. Dengan harta tersebut, ia membangun rumah dekat masjid dan menikah.

Ketika istrinya sedang mengandung, datanglah panggilan jihad kepadanya agar bergabung dengan ekspedisi kaum muslimin menuju Khurasan untuk berperang di masa pemerintahan Bani Umayyah. Sebelum berangkat, ia menitipkan uang sejumlah 30.000 dinar kepada sang istri.

Tahun demi tahun berlalu. la tidak pernah mendengar kabar tentang suaminya sehingga tersiarlah kabar bahwa sang suami tercinta telah gugur sebagai syuhada di medan perang. Anak yang terlahir dari rahimnya pun telah beranjak dewasa. Anak lelaki itu bernama Rabi'ah.

Kini, sang ibu bertanggung jawab atas anaknya. la ingat peninggalan harta suaminya berjumlah 30.000 dinar yang disimpannya. la pun menggunakan harta itu untuk pendidikan sang buah hati.
Ketika Rabi'ah r.a. mencapai usia balig, sang ibu memanggil dua orang guru dan dua orang pelatih untuk mendidik anaknya dengan baik. Tidak memerlukan waktu lama sehingga Rabi'ah r.a. mampu menguasai baca tulis, menghafal Al-Qur'an, menelaah hadis-hadis Rasulullah saw., dan mengkaji masalah-masalah agama.

Sang anak tumbuh dalam ketaatan kepada Allah SWT dan menghabiskan waktunya untuk mereguk ilmu sebanyak-banyaknya. Sementara itu, sang ibu terus-menerus mengeluarkan biaya untuk kedua pengajar dan dua orang pelatih anaknya tersebut. la mendambakan anaknya tidak hanya menjadi penuntut ilmu, tetapi juga seorang ulama.

Rabi'ah r.a. sendiri tidak kenal lelah dalam menuntut ilmu, hingga seorang gurunya menasihatinya untuk mengasihani dirinya sendiri. Namun, Rabi'ah r.a. menjawab, "Sesungguhnya ilmu tiada akan memberikan sebagiannya kepadamu sehingga engkau memberikan seluruh dirimu kepadanya."
Puluhan tahun berjalan, sang anak telah mencapai tingkatan ulama dan Farrukh r.a. sang mujahid kembali ke Medinah dengan menunggang kuda serta memegang tombakditangannya. 

Sesampainyadirumah,iamembuka pintu rumah dengan tombaknya, tetapi Rabi'ah r.a. yang belum mengenal ayahnya segera membentaknya, "Hai musuh Allah! Engkau hendak membobol rumahku!"
"Tidak!" bantah Farrukh r.a., "hai musuh Allah! Jadi, kamu laki-laki asing yang berani mengganggu istriku?!"

Keduanya pun berkelahi dalam pergumulan yang hebat, kemudian dilerai oleh orang-orang di sekitarnya. Rabi'ah r.a. menggertak ke arah laki-laki yang masih asing menurutnya, "Demi Allah, aku tak akan melepaskanmu sebelum membawamu ke hadapan Sultan!"
Farrukh r.a. menimpali, "Aku takakan melepaskanmu juga dan kau tertangkap basah ada bersama istriku!"

Lalu, seseorang yang melerai mereka berkata kepada laki-laki mujahid itu, "Wahai Pak Tua, silakan Anda mencari rumah lainnya!"

Terang saja Farrukh r.a. tidak terima diperlakukan demikian. Bagaimana tidak, rumah itu dibelinya dari harta rampasan perang miliknya. Kemudian ia berseru, "Ini rumahku sendiri! Akulah Farrukh!"
Teriakan tersebut terdengar oleh sang istri dari dalam rumah. la pun bergegas keluar rumah dan menjelaskan persoalannya, "Orang ini adalah suamiku dan pemuda ini adalah putraku. Suamiku ini meninggalkanku dalam keadaan mengandung anaknya!"

Akhirnya, kedua laki-laki yang tadinya berseteru berpelukan melepas rindu selayaknya seorang ayah kepada anaknya, begitu pula sebaliknya sambil bercucuran air mata. Mereka pun masuk ke dalam rumah.

Kemudian Farrukh r.a. tenggelam dalam pembicaraan bersama istrinya tentang sebab musabab terputusnya berita selama ia berjihad. Namun, pikiran sang istri menerawang jauh memikirkan 30.000 dinar titipan sang suami.

Harta itu telah habis untuk keperluan pendidikan sang anak. la bingung mempertanggungjawabkannya kepada sang suami karena telah menggunakan hartanya tanpa seizinnya.

Benarlah, hal yang dikhawatirkan terjadi. Tiba-tiba Farrukh r.a. berkata, "Aku membawa 4.000 dinar. Ambillah uang yang kutitipkan kepadamu dahulu. Mari kita kumpulkan semua, lalu kita belikan kebun atau rumah."

Sang istri pura-pura tidak mendengar dan mencari kesibukan agar tidak perlu menjawab pertanyaan suaminya itu. Namun, Farrukh r.a. kembali menagih, "Ayo, lekaslah, mana uang itu?"

Ternyataazan berkumandangsehingga Ummu Rabi'ah r.a. terbebas sementara dari tuntutan sang suami yang menghendaki uangnya. la berkata kepada suaminya, "Ayo, berangkatlah untuk shalat di masjid Rasulullah (Masjid Nabawi)!"

Sang suami pun berangkat dan shalat berjemaah di sana. Seusai shalat, ia melihat sebuah halaqah (kumpulan majelis ilmu) yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Medinah serta kerumunan para jemaah yang duduk mengitarinya. Farrukh r.a. pun tertarik untuk bergabung dan orang-orang memberi jalan untuknya sehingga ia bisa melihat syekh yang berada di tengah-tengah halaqah tersebut.

Namun, syekh itu menundukkan kepalanya sehingga Farrukh r.a. tidak bisa mengenalinya dengan jelas. Kemudian ia bertanya kepada orang di sebelahnya, "Siapakah syekh ini?"

"Apa Anda bukan warga Medinah?" tanya orang tersebut.
"Saya penduduk sini," jawab Farrukh r.a.
"Masihkah ada orang Medinah yang tidak mengenalnya?" kata orang itu heran.
"Maaf, saya benar-benar tidak tahu karena sejak puluhan tahun yang lalu saya meninggalkan kota ini. Baru tadi saya kembali," jelas Farrukh r.a.
"Oo, wajar kalau begitu. Syekh itu adalah seorang tokoh tabiin dan ulama terpandang. Dialah ahli hadisnya kota Medinah. Dia juga seorang ahli fiqih dan imam panutan kami," ujar orang tersebut.
"Masya Allah, la quwwata illa billah," kata Farrukh kagum.
"Dia juga terkenal sangat dermawan dan bijaksana. Di Medinah tidak ada orang yang lebih dermawan terhadap kawan dan kerabatnya daripada dia. Dia hanya mengharap apa yang di sisi Allah."
Farrukh r.a. menyela, "Anda belum menyebutkan namanya."
"Namanya adalah Rabi'ah Ar-Ra'yi," jawab orang itu.
la melanjutkan, "Nama aslinya Rabi'ah, tetapi para ulama dan pemuka Medinah biasa memanggilnya Rabi'ah Ar-Ra'yi. Karena setiap kali mereka menjumpai kesulitan atau merasa tidak jelas tentang suatu nash Al-Qur'an atau hadis, mereka bertanya kepadanya. Kemudian beliau berijtihad dalam masalah tersebut dengan menggunakan qiyas apabila tidak menemukan dalil yang jelas dalam Al-Qur'an dan Hadis, kemudian menyimpulkan hukum bagi mereka yang memerlukannya secara bijaksana."

"Dari nasab mana ia berasal?" tanya Farrukh r.a. kembali.
"Dia adalah Rabi'ah bin Abi Abdirrahman (Abi Abdirrahman adalah nama lain Farrukh-pen) yang berangkat jihad fl sabilillah puluhan tahun yang lalu. Kemudian ibunyalah yang memelihara dan mendidiknya. Tapi, sebelum shalat tadi, saya mendengar dari orang-orang bahwa ayahnya telah kembali."

Berderailah air mata Farrukh r.a. di hadapan orang yang bercerita tersebut, kemudian ia segera pulang ke rumahnya. Melihat kondisi demikian, sang istri bertanya kepada suaminya, "Apa yang menimpamu, wahai Abu Rabi'ah?"

Farrukh r.a bercerita tentang derajat ilmu yang telah dicapai putranya. Kemudian hal ini pun dimanfaatkan oleh sang istri untuk membeberkan perihal 30.000 dinar titipan suaminya kepadanya, 

"Manakah yang lebih kamu sukai, uang tiga puluh ribu dinar, ataukah ilmu dan kemuliaan yang dicapai oleh anakmu?"

Farrukh r.a. menjawab pasti, "Demi Allah, derajat itu lebih aku sukai dan lebih utama bagiku daripada seluruh harta kekayaan di dunia!"
Ummu Rabi'ah r.a. berkata, "Sungguh, seluruh harta yang engkau amanahkan kepada saya telah saya gunakan untuk biaya pendidikan putra kita. Apakah engkau rida dengan apa yang saya lakukan?"

"Saya sangat rida. Semoga Allah memberikan sebaik-baik balasan kepadamu, kepadaku, dan kepada kaum muslimin."

Dikisahkan juga bahwa ada lagi seorang ibunda yang memperjuangkan ilmu bagi anaknya, yaitu ibunda Sufyan Ats-Tsauri r.a. Untuk membiayai putranya menimba ilmu, ia membuat tenunan dan dijualnya seharga 10 dirham. Sufyan Ats-Tsauri r.a. memiliki daya ingat yang luar biasa. la hafal 300.000 hadis, tetapi hanya sepersepuluhnya yang diriwayatkannya.

Kamis, 22 Desember 2016

Rihlah Dan Study Banding ke Karanganyar

Pada tanggal 21 Desember 2016 kemarin, kami para asatidzat LQ AL IKHLASH Masjid Marwah mengadakan rihlah sekaligus study banding ke rumah Tahfidz Al Hikmah di Karanganyar. Berikut laporannya.

Segenap asatidzat LQ Al Ikhlash yang mengikuti acara rihlah sekaligus study banding ke rumah Tahfidz Al Hikmah adalah sebagai berikut.

1. Ustadzah Sholihah
2. Ustadzah Yasmin
3. Ustadzah Saudah
4. Ustadzah Istiqomah
5. Ustadzah Fitria
6. Ustadzah Haninah
7. Ustadzah Fatimah
8. Ustadzah Hafshoh
9. Ustadz Akhmad
10. Ustadz Dzikri
11. Ustadz Udin
12. Ustadz Budi
13. Ustadz Ridwan

Tujuan awal adalah menuju Danau Sarangan. Datang awal, langsung mempersiapkan sarapan pagi dengan menu nasi pecel. Selesai sarapan, semua naik kapal boat dan berkeliling gembira.

Setelah itu, menuju sebuah vila di Tawangmangu. Disana, para ustadzah memasak hidangan makan siang yaitu Soto daging sapi. Ketika matang, dengan tak sabar semua menyantapnya dengan lahap.

Rasanya hampir semua sudut sudah digunakan untuk tempat berpose, baik selfie maupun foto bersama-sama dengan keseruan yang luar biasa. Tentunya ustadz dan ustadzah berpisah. Para ustadz memilih untuk berpose di luar ruangan dengan view pemandangan.

Menjelang Ashar, acara rihlah selesai. Saatnya studi banding ke Karanganyar.

Kami disambut oleh Ustadz Gunadi, selaku mudir rumah tahfidz Al Hikmah. Ternyata, kegiatan belajar dilakukan di rumah-rumah masyarakat. Setiap rumah ada 1, 2, atau 3 halaqoh. Masing-masing dibimbing oleh ustadzah yang dengan sabar mengajari anak-anak.

Semua asatidz diajak berkeliling ke semua rumah yang digunakan. Masing-masing dari asatidz menyimpan sebuah pertanyaan yang hampir sama setelah melihat keadaan. Bagaimana mengelola anak sebanyak itu yaitu hampir 200 anak dan bagaimana membuat mereka duduk selama proses belajar? Sungguh membuay asatidz heran karena tidak ada anak yang berlarian selama proses belajar mengajar dan bahkan anak bisa murojaah sendiri saling menyimak dengan teman-temannya.

Setelah berkeliling, asatidz dikumpulkan untuk diberi tahu bagaimana kegiatan mereka.

Inti dari apa yang disampaikan oleh Ustadz Gunadi dirangkum secara cermat oleh Ustadz Dzikri. Berikut rangkumannya.

1. Pentingnya menanamkan ghirah belajar al quran pada anak .
2. Terus memotivasi anak agar tahfidz/belajar menjadi kebutuhannya bukan beban.
3. Terbatasnya sarana prasarana bukan masalah jika sudah diniatkan berjuang.
4. Kedisiplinan kunci penting berhasilnya pendidikan yang bermutu dan berwibawa
5. Komunikasi dengan wali santri adalah hal yg mutlak untuk keberlangsungan pendidikan
6. Up grade potensi pengajar
7. Jangan sampai wali santri hanya menitipkan anak nya dan tidak mau bersinergi dg pihak sekolah
8. Penting nya kerjasama asatidzah untuk menciptakan suasana yg tenang dan kondusif

Adzan maghrib membuat acara ini selesai tanpa terasa. Asatidz semua sholat di Masjid Al Hikmah, depan kampung rumah tahfidz. Dan semua pulang dengan membawa ghiroh yang lebih menyala dan semangat perubahan yang lebih baik lagi untuk LQ AL IKHLASH kedepannya.

Rabu, 10 Februari 2016

Budaya Membaca Yang Hilang

Beberapa waktu lalu Pak Anies Baswedan, shok berat melihat data bahwa Indonesia berada di urutan 63 dari 65 negara dalam hal literasi.
Angka ini menunjukkan wajah bangsa kita yang memang nggak suka baca, apalagi menulis.

Dalam hal membaca buku sastra, negara seperti Singapura, malaysia setiap siswa minimal membaca 5 buku per tahun. Negara Eropa bisa puluhan buku per siswa per tahun. Indonesia? NOL buku per siswa per tahun! Dengan geram penyair Taufiq Ismail bilang orang Indonesia itu tuna baca, pincang nulis. Disuruh baca nggak suka, diminta nulis nggak terampil. Siapa yang salah?

Coba tanya apa yang sudah sekolah lakukan untuk "memaksa siswa suka baca?" Setiap ngisi acara di hadapan guru, saya selalu bertanya, siapa yang sebulan terakhir ini menamatkan satu buku? Biasanya tidak ada yang angkat tangan.

Di luar sana, sejak TK, anak akan sellau dibekali buku untuk dibawa ke rumah, dan mereka "dipaksa" untuk membaca dan menceritakannya.

Rendahnya budaya literasi kita juga andil dari kita para orangtua yang tidak serius menanamkan budaya literasi pada anak-anak kita. Coba lihat anggaran belanja bulanan kita. Berapa persen yang lari ke toko buku? Keberatan paling umum yang dihadapi para Book Advisor ketika menawarkan buku pada konsumen adalah "kok bukunya mahal sekali, sih?" Tetapi nilai uang yang sama dengan ringan digelontorkan di butik, FO dan pusat kuliner, atau untuk membeli pulsa dan paket internet.

Makanya Kementrian pedidikan sekarang mencanangkan gerakan literasi besar-besaran. Semua sekolah wajib baca buku (di luar buku pelajaran) minimal 15 menit sebelum memulai jam pelajaran. Anggaran sekolah didorong untuk dibelanjakan buku.

Beberapa minggu lalu saya menghadiri peluncuran gerakan literasi untuk provinsi DKI. Apk Satia Darma ketua Ikatan Guru Indonesia menyampaikan ceramah yang bagus. kepada forum dia bertanya ...
"Ibu-ibu kenapa pakai kerudung?"
"Karena perintah Allah" jawab ibu-ibu
"Berapa kali Allah dalam Al-Quran menyuruh ibu-ibu pakai kerudung?"
ibu-ibu diam karena tidak ada yang tahu
"Hanya satu kali" kata pak satia, "tahukan ibu-ibu berapa banyak ayat yang memerintahkan membaca dan menulis?"
ibu-ibu diam karena tidak ada yang tahu
"33 kali!"

"Kira-kira mana yang lebih penting mana perintah yang diulang sampai 33 kali dengan perintah yang hanya satu kali?"
Menurut saya pertanyaan ini sangat mengagetkan meski bisa juga disalahtafsirkan, misalnya ... "Oh jadi membaca lebih penting dari pakai jilbab". Bukan itu pointnya.

Tapi, memakai jilbab adalah penting karena kewajiban, tapi membaca buku sangat-sangat penting wajibnya dikali 33! Jadi kalau pakai jilbab nggak suka baca buku, berarti menjalankan 1 kewajiban tetapi meninggalkan 33 kewajiban. Kira-kira begitu pesan pak Satia saat itu.

Orang Islam kini ribut dengan ini syar'i atau tidak, padahal syari'at baru berlaku efektif 13 tahun setelah dakwah Islam, hal pertama (dan utama) yang Allah pesankan adalah IQRA. Kewajiban menutup aurat bisa kita temukan juga di kitab injil dan taurat. Tapi hanya di Al-Quran yang memuat perintah membaca, bahkan ayat yang pertama turun. Syari'at tak akan tegak tanpa ilmu.

Pasca perang badar, pasukan muslim menawan bbrp tentara Quraiys. Kalau ditebus, nilainya bisa 800 dinar per orang (kalau 1 dina 1,5juta, nilainya udah lebih dari 1M). Tapi nabi memberi pilihan pada mereka, kalau si tawanan itu bisa mengajarkan baca tulis, maka dia bisa bebas! Bisa saja nabi meminta tawanan itu untuk mengajarkan dagang, atau latihan berperang. Tapi nabi meminta mereka mengajarkan baca tulis. Apa manfaaatnya baca tulis untuk masyarakat gurun 14 abad lalu? Perlu kita tahu, saat itu tak ada buku yang bisa di baca!
Tapi nabi itu visioner, beberapa ratus tahun berikutnya Islam jaya karena suburnya tradisi literasi. Sejarah Islam dipenuhi tokoh-tokoh tukang baca dan tukang nulis....
Al-Thabari, seorang mufassir dan sejarawan Islam menulis 40 halaman setiap hari! Selama 40 tahun dalam masa-masa hidupnya, yang bila dijumlahkan seluruhnya menjadi 584.000 halaman.
Ibn Sina kitab al-Inshaf selama 6 bulan, 28.000 halaman. Setiap jilid berisi 1000 halaman tebalnya. Itu hanya 1 dari kurang lebih 196 karya/kitab yang pernah ia tulis. Semua karya ini ia tulis dalam masa hidupnya yang 57 tahun. Jika dirata-ratakan maka ia bisa menulis 3-4 judul buku pertahun.
Al-Kindi, filosof muslim periode awal telah menulis sebanyak 270 judul kitab.
Bangsa kita juga didirikan oleh bapak-bapak bangsa yang gila baca jago nulis...
Buya Hamka juga penggila buku. Jika ke toko buku/kitab, dia sering kehabisan uang karena semua dibelikan buku. Dia menulis sekitar 80 buku.

Bung Hatta, pulang dari belanda, dibuang ke digul, selalu membawa koleksi bukunya yang berkotak-kotak besar. Ketiak menikah, mas kawinnya buku.
Sukarno, saat dipenjara juga kerajaannya baca dan menulis.

Ahmad Dahlan, saat pulang ke Indonesia dari Makkah, konon bukunya hampir memenuhi gerbong.
Ada pertanyaan besar: agama kita ajaran pertamanaya adalah Iqro.

Sejarah Islam adalah sejarah literasi. Bangsa ini dibangun oleh founding fathers yang cinta buku. Lalu kenapa indonesia no 63 dari 65 negara dalam hal literasi?
Mangga dijawab masing-masing!

NB: Oh ya, khusus untuk pengguna facebook salam dari Mark Zuckerberg. Sementara kita menghabiskan waktu baca status di FB, pembuat FB ini malah sibuk menikmati membaca Muqaddimah Ibn Khaldun yang konon versi asilnya 4 jilid setebal gambreng. Ada yang udah tamat baca karya Ibn Khaldun?

By kang irfan

- copas -

Selasa, 05 Januari 2016

Aneka artikel parenting

💕IKLAN:

Assalamualaikum,
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Robbal Alamin, dengan izinNya kami bisa mengumpulkan materi-materi parenting dari beberapa Ustad seperti ustad Fauzil adhim, Ustad Budi Ashari, ustad Iwan Januar dll. Jika Sahabat berkenan, silakan sebarkan ke handai taulan agar bisa dimanfaatkan sebanyak mungkin. Semoga menjadi amal jariyah di sisi Nya. Aamiin.

Membentuk Idealisme Pada Anak -> http://bit.ly/1LOexUO

Mendidik Anak Tanpa Emosi -> http://bit.ly/1LOeEzJ

Hukum Aqiqah Anak Sudah Meninggal -> http://bit.ly/1LUU6ZZ

Durhaka pada Orang Tua , Menuai Petaka -> http://bit.ly/1LuhZG9

Belajar dari masa Kecil -> http://bit.ly/1OOAQQd

8 Panglima Hebat Islam -> http://bit.ly/1S3xWpi

Mencegah Sebelum Parrahhh -> http://bit.ly/1OZ7NYP

Siapa Yang Lebih didengar Anak Kita? -> http://bit.ly/1PKpInz

Remaja Tanpa Krisis Identitas -> http://bit.ly/1Lui4d3

Jika Ingin Melepas Anak Anda Pacaran -> http://bit.ly/1Lui7Wc

Anak Nakal itu Ada -> http://bit.ly/1k1Obaz

Jadilah Ayah Menyenangkan -> http://bit.ly/1OOB21U

Anak Perlu Belajar Mandiri -> http://bit.ly/1GzjiEF

Membiasakan Anak Bersilaturahmi -> http://bit.ly/205mChE

Ayah... Ternyata anda Penyebab Utamanya -> http://bit.ly/1OZ8iSH

Ajarkan Anak Bertahan, Bukan Menyerang -> http://bit.ly/1R5cn6O

Ayah Hebat Peduli Anak -> http://bit.ly/1POaMnA

Mengendong Dalam Penat -> http://bit.ly/1LUU7wR

Bersyukur Sebelum Tidur -> http://bit.ly/1KxNFqg

Peran Ideal Ayah -> http://bit.ly/1KxNFXr

Bersahabat Dengan Anak -> http://bit.ly/1k1OBxM

Menggendong Dalam Penat -> http://bit.ly/1LOff4l

Ayah, Ajaklah Anakmu Bermain -> http://bit.ly/1k1OJgF

Silahkan jka mau di share dgn yang lain..👍